Monday, November 26, 2007

Free Pass

Bincang-bincang dengan teman dekat memang sering kali menyenangkan. Demikian menyenangkan hingga kadang kala urusan privasi bisa saling terbuka. Salah satu catatan privasi yang terkuat adalah soal poligami. Lantas sebagaimana khasnya kaum adam, pembicaraan ini menjadi semakin menarik.


Poligami memang terlihat menyenangkan, hampir setiap lelaki suami, jika membicarakan soal satu ini matanya lebih berbinar-binar. Poligami sering kali ditafsirkan kenikmatan tiada berbatas, bahkan sering kali diplesetkan sebagai trik jitu untuk menikmati banyak kembang dalam satu hirupan. Pembenaran juga banyak diceritakan, daripada selingkuh khan lebih baik legal.

Menyenangkan bukan berdiskusi soal poligami, terbayang gaya hidup raja minyak, tenggok kanan sawo matang, tengok kiri bisa putih porselin. betul-betul pemandangan yang indah. Demikian menyenangkan, buku tentang poligami selalu saja jadi perhatian dan rebutan di pasar.

Bagi saya pribadi, persoalan ini selalu kembali pada tujuan hidup, setelah segala ambisi tercapai, cita-cita terlampaui, tokh ujung-ujungnya masuk surga masih menggiurkan. Dan sampai saat ini saya belum menemukan dalil bahwa poligami merupakan free pass untuk ke syurga. Free pass yang saya ketahui hanya tiga hal, yaitu : amal jariyah, ilmu yang berguna, dan anak yang sholeh... So poligami .. andai merupakan free pass ke syurga perlu juga dikerjakan, kalau tidak.. untuk apa tambah masalah.. mengejar tiga kartu free pass di atas sudah cukup sulit..

Baca Lebih Lanjut......

Tuesday, November 20, 2007

Mengenal Jakarta - Struts

Bila kita membangun aplikasi web berbasiskan Java, kita akan membangun aplikasi ini dengan menggunakan Java Server Pages (JSP) dan Java Servlet agar aplikasi web yang kita bangun menjadi lebih interaktif. Selama kita mengerjakan pembangunan aplikasi web tersebut, tentu kita juga akan mulai mengenal kata framework Java, yang membantu dalam menstrukturkan aplikasi web kita menjadi lebih ramping, ringkas, konsisten dan sistematik dengan cara yang lebih cepat.



Jakarta struts merupakan salah satu framework aplikasi web dinamis yang berbasiskan open-source. Selayaknya framework, Struts menstrukturkan semua komponen aplikasi web berbasiskan java dalam satu kesatuan. Komponen-komponen ini antara lain:
  • Java Servlets : Program yang ditulis dengan bahasa Java dan ditempatkan pada server web berfungsi merespon permintaan (request) pengguna.
  • Java ServerPages : Teknologi untuk menghasilkan halaman web baik dengan content yang statis maupun dinamis.
  • Java Beans : Komponen yang berfungsi sesuai fungsional tertentu, seperti naming conventions.
  • Business Logic : kode yang diimplementasikan untuk fungsi atau peran sesuai deskripsi kebutuhan aplikasi yang dibangun.

Jakarta Struts menggunakan paradigm khusus atau pola desain dalam mengatur struktur aplikasi. Dengan struktur pola desain yang ada, memudahkan untuk pengembangan aplikasi dengan menyesuaikan dengan pola yang ada. Pola desain yang digunakan dalam ialah Pola desain M-V-C (Model – View – Controller). Melalui pola desain ini, memungkinkan pengembangan aplikasi seperti mengisi rangkaian teka-teki yang mengatur struktur aplikasi mencapai fleksibilitas maksimum dan efisiensi.

Struktur Aplikasi Web

Aplikasi Web dikenal sebagai aplikasi yang ditempatkan pada server web dan menghasilkan halaman statis ataupun dinamis dalam format bahasa mark-up language, umumnya dalam bentuk HTML, dalam merespon permintaan user. Dimana user biasanya menggunakan browser web untuk mengakses aplikasi dan menggunakan event OnClick pada link di halaman web untuk melakukan permintaan.

Web Container merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengelola komponen dari aplikasi web, dalam hal ini JSP atau Java Servlet. Web Container ini memiliki beberapa fungsi yaitu :

  • Keamanan : Mengatur aksesbilitas pada komponen aplikasi, seperti proteksi password.
  • Concurrency : Kapabilitas untuk memproses lebih dari satu action pada satu saat.
  • Life-cycle : pengelolaan proses untuk memulai (starting-up) dan menghentikan operasi (Shutting-down) komponen aplikasi.

Pada beberapa kalangan web container dikenal juga sebagai JSP/Servlet Container. Apache Tomcat merupakan contoh dari web container, dan saat ini merupakan web container yang cukup popular dalam pengembangan aplikasi web. Umumnya web container juga dapat berfungsi sebagai web server. Apache Tomcat juga memiliki kapabilitas untuk berlaku sebagai web server ataupun web container.

Java Servlet merupakan perluasan (extend) dari HttpServlet Class, yang merupakan basis dari semua Servlet, yang menangani request dinamis pada halaman web. Servlet dijalankan dalam web container dan memungkinkan Java untuk menjawab request dari CGI (Common Gateway Interface) Script.


Java ServerPage digunakan untuk menampilkan informasi dinamis ke user melalui halaman web. JSP memiliki struktur seperti HTML page, namun juga memiliki beragam JSP tags, atau penyisipan java scriplet (fragmen kecil java code). JSP tags dan scriplet ini diproses di sisi server untuk membuat tampilan konten dinamis, sehingga halaman web ini dapat memodifikasi tampilan konten sesuai dengan request user. Ketika seorang user melakukan request melalui halaman JSP, permintaan ini akan dikirim ke web server dan diolah dengan menggunakan web container. Web container akan segera melakukan translasi dari request JSP tags tadi ke bentuk servlet, setelah ditranslasikan, code servlet ini akan dikompilasi menjadi kode eksekusi byte code (Runnable Byte Code) untuk mengolah request user. Hasil eksekusi akan diambil oleh result servlet untuk dikirimkan kembali dalam bentuk halaman web ke user. Proses translasi ini hanya berlaku untuk pertama kali user mengakses halaman JSP. Tiap kali halaman JSP ini berubah, web container akan melakukan translasi ke servlet sesuai dengan perubahan.

JSP mendefinisikan enam tipe elemen tag yaitu :

  • Action : Mengikuti format XML dan selalu diawali dengan . Ini memungkin untuk menambahkan fungsionalitas pada JSP seperti menginisiasi atau menggunakan java bean.
  • Directive : Pesan untuk web container yang memberitahukan property halaman, spesifikasi library tag, atau subsitusi teks atau kode saat dilakukan translasi. Formatnya adalah <%@ Directive %>.
  • Deklarasi : Untuk mendeklarasikan parameter variable dalam Java atau method yang akan digunakan di halaman web. Formatnya adalah <%! Deklarasi %>.
  • Expresi (Statement) : Untuk mendeklarasikan ekspresi Java yang ditangkap sebagai String. Formatnya adalah <%= Expresi %>.
  • Scriplet : Untuk menyisipkan fragment kecil source Java. Formatnya adalah <% Java Code %>.
  • Komentar : Untuk memberikan komentar. Formatnya adalah <%-- Komentar --%>.

Karena JSP merupakan file teks, maka dapat dibuat dalam editor teks. Sebagaimana layaknya Java Servlet, JSP harus dijalankan dalam web container.


Bean merupakan komponen yang berfungsi seperti program kecil yang Mandiri. Java Bean merupakan bentuk khusus dari Java Class yang portable, reusable dan Mandiri. Java Bean Componet Architecture menjelaskan bagaimana Beans dikonstruksi dan berinteraksi. Umumnya dalam menggunakan struts, bean digunakan untuk menangani temporer data container sebagai obyek transfer data (Data Transfer Object (DTO)).

Baca Lebih Lanjut......

Sunday, November 11, 2007

Temasek & Anti trust

Pagi ini berlanjut dengan sekelebat topik hangat tentang anti-trust, kasusnya terkait pertentangan Temasek & KPPU Indonesia. Beberapa artikel yang tampil dalam halaman profesor google cukup "menggelitik" (menggelikan dan penuh intrik). Respon yang timbul bisa disamakan dengan kehilangan rasa sayange. Setelah sekian lama akuisisi berlangsung dan dampaknya mulai terasa, kemudian kita kebakaran jenggot dan sekelebat menarik sarung juga mengacungkan badik, seakan aksi ala abang kumis yang jadi preman di tanah abang tempo doeloe cukup menggertak, lantas mengapa kita bisa terbuai selama ini dan terjaga dengan tergopoh begitu rupa.


Beatles mengalunkan 'yesterday' menyertai pandangan yang menyapu baris per baris penjelasan artikel terkait masalah ini yang dimuat diberbagai media, opini menarik tampak dalam artikel di media hukum online, berita terkait di antara maupun di detik. Wah serius sekali sepertinya permasalahan yang timbul. Tuntutan yang muncul bisa miliaran rupiah dan katanya dampaknya bisa menurunkan laju investasi. Seram sekali yah, tapi buat siapa ?. Lha wong gara-gara krisis moneter kemaren itu, rasanya masyarakat negeri ini makin pandai hidup menderita. Lantas, buat siapa sih ancam-mengancam itu ?.

Monopoli yang dituduhkan bukanlah persoalan ringan, ada dua hal yang mungkin menjadi dasar tuduhan yaitu :

  • Penguasaan pasar bidang telekomunikasi, yang dipicu oleh posisi dominan temasek melalui Singapore Telecom di Telkomsel dan Singapore Technologies Telemedia di Indosat.
  • Potensi kerugian negara, yang timbul dengan penguasaan ganda dua operator telepon seluler terbesar di Indonesia (Telkomsel dan Indosat)

Tuduhannya juga menyeramkan, pasal 28 Ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat :

Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau usaha persaingan tidak sehat.



Dan anehnya kenapa sekarang akuisisi ini menjadi persoalan besar (anti persaingan usaha.. wow), ketika hak akses SLJJ dan Lokal akan dilepas dalam skema duopoly. Bukan ketika Indosat dilepas, atau ketika XL diakuisisi oleh telecom malaysia (Temasek punya saham juga di telecom malaysia), atau ketika operator tiga(tri) yang diback-up oleh hutchinson hadir di negeri ini.

Kerugian monopoli jelas amat tidak baik, marginal revenue yang timbul merugikan sekali bagi pelanggan produk. begitu juga kemungkinan praktek kartel, yang kabarnya dibantah secara terbuka oleh STT. Menghambat persaingan memungkinkan pelanggan untuk tidak mendapat harga termurah pada kualitas terbaik dari produk tersebut. Duh mirisnya, bukankah selama ini harga produk telekomunikasi termasuk tertinggi di regional-nya, dengan kualitas yang juga seadanya. Masyarakat negeri ini memang terlampau sering dimarginalkan, betapa tidak marginal revenue yang mungkin timbul hampir selama lima tahun terakhir, baru sekarang dibicarakan.

Temasek dan pemerintahan singapura tentu tak bisa kita pisahkan, sebagai kepanjangan tangan investasi,(lebih jelasnya silahkan tinjau deskripsi Temasek di wikipedia) maka tak perlu heran melihat agresivitas akuisisi temasek melalui anak perusahaanya, karena singapura memang telah mencanangkan diri sebagai regional hub south east asia.

Hari ini hal tersebut semakin menjadi nyata adanya. Kita dapat mudah menemukan representative sales region di singapura, kita juga mudah melihat betapa titik interkoneksi akses kita ke luar Indonesia seperti jalur backbone serat optik, jalur satelit, maupun internet exchange juga banyak terkonsentrasi di singapura. Tentu juga kita makin maklum, betapa mudahnya melihat apa yang akan terjadi di Indonesia, dapat dengan mudah dideteksi dari singapura. Duh ajaibnya ... tetangga kita satu ini, betul-betul cerdik dalam menjabarkan regional hub.

Maka ketika isu anti persaingan sehat ini mengemuka, sangat heran dan takjublah saya, ada apa dengan ketergopohan ini ?, kepentingan siapakah yang dicederai.. pelanggan telekomunikasi seluler Indonesia ? Apakah kita juga berani menghadapi isolasi dari luar jika konflik ini diteruskan. wah..wah... semoga petinggi negara ini menghitung betul langkah dan cukup cerdik menyikapi ini...


Baca Lebih Lanjut......

Saturday, November 10, 2007

Memahami IT Enterprise Architecture

Semakin kompleksnya perkembangan teknologi telah memicu berkembangnya pemahamaan atas cara pandang terhadap teknologi tersebut. Perkembangan cara pandang ini, juga telah menghadirkan pengayaan dalam memahami kehadiran teknologi.



Architecture Vs Desain
Pendahuluan
Menyusun kompleksitas yang ada dan menyajikannya dalam bentuk yang mudah dipahami, telah lama digunakan oleh para perancang bangunan dalam menyajikan rancangan bangunan yang mereka usulkan. Disiplin arsitektural ini kemudian tumbuh menjadi satu disiplin yang menandai perkembangan peradaban manusia saat ini.
Perkembangan yang cepat dalam teknologi informasi, juga telah meningkatkan tingkat kompleksitas penggunaan teknologi informasi. Meningkatnya kompleksitas ini menuntut upaya lebih bagi para pengembang teknologi untuk menyajikan penjelasan sederhana atas penggunaan teknologi bagi kalangan lainnya. Penjelasan sederhana tersebut sering dipahami sebagai arsitektur teknologi informasi. Sayangnya, ragam gaya penyajian arsitektur kemudian mengaburkan pemahaman arsitektur teknologi.
Arsitektur IT Enterprise
Urgensi arsitektur enterprise
Arsitektur teknologi tak lepas keberadaannya terhadap deskripsi peran teknologi informasi dalam organisasi enterprise. Semakin meningkatnya kompleksitas teknologi membutuhkan sebuah bangun logis yang dapat digunakan untuk mendefinisikan antar muka tiap komponen dan integrasi antar komponen. Bagun logis ini menurut zachman merupakan reprsentasi atas arsitektur sistem informasi. yang di kemudian hari dikenalkan sebagai arsitektur enterprise.
Keberadaan arsitektur enterprise merupakan upaya pengelolaan dan perencanaan atas evolusi sistem informasi di lingkup enterprise dengan berbasiskan model, sehingga secara strategis sistem informasi dapat memberikan dukungan atas penguatan keunggulan kompetitif perusahaan dengan terbentuknya keseimbangan yang tepat dalam efisiensi penggunaan teknologi dan inovasi bisnis.
Arsitektur enterprise bagi pengelolaan pemerintahan (government) ditujukan untuk memaksimalkan keuntungan pemanfaatan teknologi informasi dalam roda pemerintahan. Dari perspektif ini, enterprise architecture adalah aset strategis. Dengan enterprise architecture dapat ditetapkan kebutuhan informasi bagi pelaksanaan operasional pemerintahan, kebutuhan teknologi yang mendukung aktivitas operasional dan proses transisioanal dalam mengimplementasikan teknologi baru.
Pengertian arsitektur enterprise
Arsitektur lazimnya dimengerti sebagai studi atau pekerjaan merancang bangunan. Dalam perkembangannnya, pengertian "arsitektur" tidak terbatas akan rancangan bangunan karena pemakaian kata "arsitektur" telah merambah ke berbagai bidang mulai dari disiplin rekayasa perangkat lunak, telekomunikasi bahkan meluas ke dalam konteks bisnis.
Dalam ranah perangkat lunak, arsitektur dipahami sebagai implementasi dari struktur tingkat tinggi, dimana struktur tersebut tersusun atas elemen-elemen, bentuk susunan (form) dan alasan-alasan (rationale). Secara harfiah menurut kamus Merriam-Webster, arsitektur dimengerti sebagai cara mengatur dan menyusun elemen-elemen.
Pengertian secara formal mengenai arsitektur didefinisikan oleh IEEE dalam IEEE 1471-2000. Dalam dokumen ini arsitektur dimengerti sebagai organisasi fundamental dari sistem yang diwujudkan dengan komponen-komponennya, keterhubungannya satu sama lain dan terhadap lingkungannya, dan prinsip sebagai pedoman rancangan dan evolusinya (IEEE 1471 – 2000). Definisi ini memberikan dua konteks pemahaman atas arsitektur yaitu :
1. Arsitektur adalah deskripsi formal dari sebuah sistem, atau rencana detil dari sistem di tingkat komponen yang memandu penerapannya.
2. Arsitektur adalah struktur atas komponen, keterhubungan satu dan lainnya, dan prinsip-prinsip panduan yang mengayomi perancangannya dan evolusi sepanjang waktu.
Tersirat dari pengertian di atas, kata "arsitektur" menyiratkan suatu perencanaan, yang diwujudkan dengan model atau gambar yang mendeskripsikan susunan bagian-bagian/komponen dari sesuatu.
Enterprise dapat didefinisikan sebagai organisasi (atau badan lintas organisasi) yang mendukung lingkup bisnis dan misi yang telah ditetapkan. Enterprise mencakup sumber daya yang saling berkaitan (manusia, organisasi, dan teknologi) yang harus mengkoordinasikan fungsinya dan berbagi informasi dalam mendukung misi bersama (atau sekumpulan misi yang berkaitan). Dalam konteks pembahasan tulisan ini, enterprise juga bermakna organisasi yang memanfaatkan teknologi informasi dalam menjalankan misinya. Berbagai definisi ini, membawa kesimpulan bahwa enterprise bukan hanya perusahaan (company), tetapi juga bisa berarti organisasi nirlaba seperti pemerintah dan lembaga pendidikan (akademik).
Setelah mengurai pemahaman masing-masing kata dalam enterprise architecture, kemudian disusun pengertian tentang arsitektur enterprise. Berangkat dari penjelasan di atas, arsitektur enterprise dapat dipahami sebagai sebuah deskripsi formal atas sebuah organisasi yang mendukung lingkup bisnis dan misi yang telah ditetapkan. Dalam deskripsi ini digambarkan tentang kordinasi fungsional komponen-komponenya dan aktivitas berbagi informasi dalam menjalankan misinya.
Dalam konteks teknologi informasi, pemahaman arsitektur enterprise berkembang dan beragam sebagai mana berikut :
1. Arsitektur Enterprise merupakan deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter informasi, fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Arsitektur enterprise menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem.
2. Basis aset informasi strategis, yang menentukan misi, informasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi untuk mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi.
3. Arsitektur enterprise adalah pendefinisian keseluruhan bentuk dan fungsi dari sistem (bisnis dan TI) meliputi seluruh organisasi (termasuk mitra dan bentuk organisasi lain yang menjadi perluasan dari organisasi tersebut), dan menyediakan sebuah kerangka kerja, standar dan panduan bagi arsitektur di tingkat proyek. Dengan hadirnya arsitektur enterprise memungkinkan untuk dikembangkannya secara konsisten sistem yang mampu bekerja secara bersama, berkolaborasi atau terintegrasi, sesuai kebutuhan dalam organisasi.
Berkembangnya pemahaman arsitektur enterprise telah menimbulkan kebingungan dalam memahami arsitektur dan desain. Untuk membedakan, andrew macaulay dalam artikelnya di jurnal Microsoft architect journal, membedakan pemahaman arsitektur dan desain dari sisi manfaat hasil sebagai berikut :
Arsitektur
Desain
Deskripsi kebutuhan
Lingkup fungsionalitas dan tanggung jawab.
Kebutuhan fungsional yang komperhensif dan cara pemenuhannya.
Presentasi rancangan
Kunci rancangan dan pilihan produk.
Analisa detil data dan model data. Dan dokumentasi rancangan sistem
Tingkat perancangan
Rancangan pada tingkat tinggi dan Batasan dalam desain
Bangunan dan implementasi sistem
Dengan pembedaan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari arsitektur dapat langsung dinyatakan sebagai masukan bagi proses desain sistem, dimana hasil dari arsitektur ini tidak secara langsung dipetakan ke dalam desain, tapi merupakan derivasi ke desain. Hal ini memberikan kemampuan pengembangan sistem untuk melacak (traceability) pembangunan sistem dengan kesesuaiannya terhadap kebutuhan enterprise, juga memberikan kemampuan pengembangan sistem untuk mitigasi resiko dengan dimungkinkan selarasnya kebutuhan enterprise dan pengembangan sistem.
Berkembangnya pemahaman arsitektur enterprise telah menyebabkan munculnya dua kutub pemahaman arsitektur enterprise. Kutub ini hadir disebabkan luasnya cakupan yang diliput untuk mendefinisikan bentuk dan fungsi tiap-tiap komponen dalam arsitektur enterprise. Kedua kutub tersebut adalah :
1. Arsitektur Enterprise yang berpusat pada proses (process centric enterprise architecture)
Arsitektur yang dibangun lebih menekankan pada bagaimana aktivitas kerja dilakukan, dan kemudian baru tentang bagaimana perangkat lunak digunakan dalam bagian tertentu dalam aktivitas kerja. Pendekatan ini umumnya berpijak atas besarnya upaya, yang terbagi dalam aktivitas kerja organisasi dalam rantai nilai,bagi menghasilkan produk untuk pelanggan. Arsitektur ini lebih menekankan pada ukuran-ukuran keberhasilan proses, dan biasanya digunakan untuk memahami operasional perusahaan dan memandu upaya modifikasi untuk mendukung aktivitas pegawai dan sistem perangkat lunak.
2. Arsitektur enterprise yang berpusat pada teknologi informasi (IT-centric enterprise architecture)
Arsitektur yang dibangun lebih menekankan pada memberikan pemahaman tentang bagaimana sumber daya teknologi informasi bekerja dalam organisasi perusahaan. Pendekatan ini umumnya berpijak atas dasar asumsi bahwa kebutuhan sistem informasi yang mendorong pengembangan perangkat lunak bersumber pada proses bisnis dalam organisasi tersebut. Secara komperhensif, arsitektur ini mendorong fokus organisasi untuk semakin efisien dalam menjalankan aktivitas usahanya.
Dalam mengembangkan arsitektur enterprise, terdapat beberapa alat bantu pendefinisian komponen-komponen dalam sistem tersebut. Alat bantu ini dikenal sebagai architecture framework. Sebuah architecture framework umumnya merupakan sekumpulan cara pandang terhadap organisasi. Beberapa architecture framework yang dikenal antara lain : Zachman Framework, Enterprise Architecture Planning (EAP), The Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), OMG Model Driven Architecture (MDA), The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Dalam tulisan ini, pembahasan enterprise architecture framework lebih difokuskan pada dua framework yaitu Zachman framework dan Model Driven Architecture. Hal ini disebabkan karena Zachman Framework dapat dikategorikan pada tipe process centric enterprise architecture, dan MDA dapat dikategorikan pada tipe IT-centric enterprise architecture.
Zachman Framework
Zachman Framework pertama sekali dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun 1987 dalam tulisannya yang berjudul "A Framework for Information Systems Architecture" di IBM Systems Journal. Framework ini awalnya berupa struktur matriks enam baris dan tiga kolom. Framework ini kemudian diperluas dan diformalisasi oleh Sowa dan Zachman pada tahun 1992 dalam tulisannya yang berjudul "Extending and Formalizing the Framework for Information Systems Architecture" di IBM Systems Journal. Perluasan yang dilakukan berupa penambahan tiga kolom.
Zachman kemudian menyatakan bahwa seharusnya Zachman Framework dirujuk sebagai "Framework untuk Arsitektur Enterprise" alih-alih "Framework untuk Arsitektur SI".
Dua ide kunci yang diilustrasikan dalam Zachman Framework adalah:
1. Sebuah himpunan dari representasi arsitektural yang dihasilkan pada proses pembangunan sebuah penggambaran produk engineering yang komplek dari prespektif yang berbeda dari partisipan yang berbeda.
2. Produk yang sama dapat digambarkan untuk tujuan yang berbeda, jalan yang berbeda, hasil dalam tipe deskripsi yang berbeda.
Zachman Framework menyediakan pendekripsian detil-detil penting dari arsitektur enterprise. Skemanya terdiri dari 6 gambaran yang semakin meningkat tingkat detailnya atau tingkat abstraksi untuk deskripsi arsitekturnya. Tingkat abstraksi direpresentasikan sebagai baris dalam zachman framework. Ke enam perspektif itu adalah :
1. Perspektif Perencana atau Ballpark, yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar belakang, lingkup, dan tujuan enterprise.
2. Perspektif Pemilik atau Model Bisnis, yang mendeskripsikan kebutuhan produk dalam kaca mata penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise
3. Perspektif Desainer atau Model Sistem, yang mendeskripsikan model dari sudut pandang perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan apa yang dapat dicapai secara teknis dan fisik
4. Perspektif Pembangun atau Model Teknologi,yang mendeskripsikan model dari sudut pandang pengawas/pengatur dalam menghasilkan produk/jasa akhir
5. Perspektif Subkontraktor atau Reprentasi detail, yang mendeskripsikan produk dalam sudut pandang yang bertanggung jawab membangun dan merakit bagian-bagian dari produk/jasa akhir
6. Perspektif Functioning Enterprise atau Sistem Nyata, wujud nyata dari produk/jasa akhir.
Ke enam perspektif tersebut menjadi dasar dalam mendeskripsikan arsitektur enterprise. Adapun obyek yang akan dideskripsikan tersebut meliputi pertanyaan 5W1H (What, Why, When, Who, Where, How) tentang organisasi perusahaan. Enam tipe pertanyaan tersebut akan menjelaskan enam aspek penting, yang terepresentasi dalam kolom, yaitu :
1. Deskripsi jawaban atas What is Enterprise akan memberikan gambaran data yang mendukung aktivitas usaha dalam organisasi.
2. Deskripsi jawaban atas How is Enterprise akan memberikan gambaran fungsional yang dijalankan organisasi perusahaan.
3. Deskripsi jawaban atas Where is Enterprise akan memberikan gambaran jaringan yang mendukung organisasi perusahaan.
4. Deskripsi jawaban atas Who is Enterprise akan memberikan gambaran sumber daya manusia yang mendukung organisasi perusahaan.
5. Deskripsi jawaban atas When is enterprise akan memberikan gambaran kejadian-kejadian yang berlangsung dalam operasional organisasi perusahaan.
6. Deskrpsi jawaban atas Why is enterprise akan memberikan gambaran tentang motivasi yang mendorong aktivitas usaha dalam organisasi perusahaan.
Pertemuan antara baris dan kolom pada disebut sebagai sel. Isi dari setiap sel dapat berupa satu atau beberapa artefak (objek atau deskripsi penyajian arsitektural) yang berhubungan dengan baris dan kolom yang terkait. Karena setiap elemen dalam tiap aksis berbeda secara eksplisit dari yang lain, ini mungkin untuk mendefinisikan secara tepat apa isi dalam setiap sel. Dalam opini Zachman, faktor tunggal yang membuat frameworknya unik adalah bahwa setiap elemen dalam tiap aksis dari matriks dapat dibedakan secara eksplisit dari semua elemen lain dari aksis. Representasi dalam setiap sel dari matriks tidak hanya level yang berturut meningkat detailnya, tetapi secara nyata merupakan representasi yang berbeda- berbeda dalam kontek, arti, motivasi dan kegunaan.
Model Driven Architecture
Pengertian dasar
MDA digunakan untuk memecahkan masalah integrasi sistem. Sistem ini dapat meliputi : sebuah program, sebuah komputer mandiri, kumpulan sistem atau sebuah enterprise. Model merupakan sebuah gambaran atau spesifikasi dari sistem dan lingkungannya untuk satu tujuan. Model umumnya disajikan dalam bentuk gambar dan tulisan, tulisan dapat merupakan bahasa pemodelan atau bahasa alami. Penggerak model (model driven) merupakan pendekatan pengembangan sistem. Dimana penggambaran model diarahkan untuk memberikan makna pada tahap pemahaman, perancangan, pembangunan, penerapan, pemeliharaan dan modifikasi sistem.
Titik pandang (view point) merupakan teknik untuk melakukan abstraksi sistem dengan menggunakan sekumpulan pilihan konsep arsitektur dan struktur aturan, dalam usaha menegaskan fokus pada bagian yang diperhatikan dalam sistem. Abstraksi yang dilakukan dengan mengurangi tingkat kedetilan untuk menyederhanakan model. View merupakan tampilan perspektif dari titik pandang.yang dipilih.
Platform secara umum dipahami sebagai kumpulan dari subsistem/teknologi yang menyediakan sekumpulan fungsi yang koheren melalui antarmuka dan pola khusus (spesific pattern) subsistem, bergantung atas platform yang digunakan tanpa kedetilan tentang bagaimana fungsi tersebut dilayani oleh sistem. Aplikasi dinyatakan sebagai fungsionalitas yang akan dikembangkan. Sebuah sistem dinyatakan oleh satu atau lebih aplikasi dan didukung oleh lebih dari satu atau lebih platform.
Platform mandiri (platform independence) merupakan tingkat kualitas model yang menyajikan keumuman dari sebuah model dan bebas atas fitur yang disediakan oleh tipe platform tertentu.
Computation Independence Model (CIM) merupakan model yang digunakan lebih untuk menggambarkan titik pandang lingkungan sistem dan kebutuhan sistem; detil dari struktur dan proses disembunyikan atau belum didefinisikan.
Platform Independence Model (PIM) merupakan model yang digunakan untuk menggambarkan titik pandang kerja sistem dengan menyembunyikan detil dari beberapa bagian platform. Platform dapat dinyatakan sebagai bahasa pemodelan yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara umum tentang sistem.
Platform Spesific Model (PSM) merupakan model yang digunakan untuk menggambarkan titik pandang kombinasi atas PIM dan jenis plattform tertentu, dengan memusatkan perhatian tentang bagaiman proses kerja sistem berjalan.
Transformasi model merupakan cara untuk menterjemahkan dari satu model ke model lainnya.
Cara Pandang MDA
Cara pandang MDA terbagi dalam tiga titik pandang, yaitu titik pandang Computational Independence Viewpoint (CIV), titik pandang Platform Independence Viewpoint (PIV), dan titik pandang Platform Spesific Viewpoint (PSV).
Dalam titik pandang CIV, pengguna model merupakan praktisi yang tidak mengerti tentang model atau artefak realisasi fungsionalitasnya. Dalam deskripsi CIV, model yang digambarkan lebih merupakan model domain. CIV digunakan sebagai penghubung antara para ahli dalam pendefinisian kebutuhan dengan para ahli dalam perancangan dan pembangunan artefak yang sesuai dengan domain kebutuhan. CIV menggambarkan tentang situasi yang akan terjadi pada saat sistem digunakan, pada model ini belum tergambar penggunaan automasi pemrosesan data, dengan demikian model yang disajikan bebas dari gambaran tentang bagaimana tipe implementasi dari sistem tersebut. Dari sisi perancang, CIM merupakan model yang dapat digunakan untuk memahami permasalahan sistem, CIM juga merupakan awalan dari rangkaian model dalam arsitektur penggerak model, karenanya CIM harus dapat ditelusuri hingga pada model Platform Spesific Model.
Dalam titik pandang PIV, sistem telah tergambarkan namun belum merujuk pada jenis platform yang akan digunakan. Secara umum PIV harus merepresentasikan bentuk umum sistem yang dapat diimplementasikan dalam berbagai tipe platform, untuk itu PIM dibangun untuk mengarahkan model sistem pada mesin virtual dengan netralitas teknologi. Mesin virtual tersebut dinyatakan sebagai sekumpulan bagian atau layanan yang bebas dari platform tertentu.
Platform spesific View Point (PSV), adalah model yang menggambarkan sistem dari cara pandang yang telah dikhususkan pada tipe platform tertentu. Model platform merupakan sekumpulan aspek teknis konseptual yang memungkinkan operasi dan layanan diberikan oleh mesin.
Ketiga titik pandang di atas, dapat dilihat sebagai sebuah arsitektur. Tampak bahwa rangkaian model yang dirancang, memiliki konsistensi hingga pada tingkat kode, sehingga dipastikan bahwa sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan terintegrasi.
Cara pandang MDA juga dapat dilihat dari penggunaan model teknologi, yaitu :
Meta-Object Facility (MOF) dimana tidak hanya menyediakan sebuah bakuan penyimpanan atas model yang dibuat, juga menetapkan sebuah struktur yang membantu banyak kelompok untuk bekerja dan menggunakannya dalam cara yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat diberikan jaminan bahwa model yang dibentuk dalam MDA dapat berkomunikasi dengan model lain yang telah sesuai dengan aturan MOF.
Common Warehouse Metamodel (CWM), bakuan industri untuk integrasi penyimpanan data, menjadi bakuan tentang bagaimana merepresentasikan model basis data, model transformasi skema, OLAP dan model data mining.
XML Metadata Interchange (XMI), Pemetaan bagi menggambarkan model UML dalam XML dan memungkinkannya untuk dipertukarkan dalam enterprise sebagai bagian dari pengembangan perangkat lunak.
Ketiga model teknologi tersebut menggunakan Unified Modelling Language sebagai bahasa pemodelannya. Dengan demikian, arsitektur penggerak model memberdayakan keunggulan UML dalam menyajikan gambaran sistem, dimana dengan memakai bahasa pemodelan sistem juga dapat dibangkitkan bahasa pemrograman.
Pemodelan
Computational Independence Modelling (CIM)
Model CIM merupakan model yang dihasilkan dari cara pandang Computation Independet Viewpoint sehingga model CIM tidak digambarkan secara detil struktur sistem. Pemodelan CIM digunakan untuk merepresentasikan domain masalah dan kebutuhan sistem. Dalam CIM dimodelkan bisnis dan lingkungan sistem yang akan menggunakan dukungan teknologi informasi. Model bisnis merupakan abstraksi tentang bagaimana sebuah fungsi bisnis. Secara ringkas proses pemodelan bisnis dapat digambarkan berikut, pihak owner akan menetapkan capaian bisnis dan sumber daya yang digunakan, kemudian pihak business modeller akan membuat struktur, rancangan proses, dan alokasi sumber daya untuk memenuhi proses bisnis yang ditetapkan oleh owner. Selanjutnya pihak pengembang sistem akan memulai merancang sistem dan teknologi informasi yang dapat digunakan dalam model bisnis tersebut.
CIM dimaksudkan untuk menjembatani perbedaan antara penggambaran domain persoalan beserta kebutuhannya dengan rancangan dan konstruksi atas artifak yang memenuhi kebutuhan domain tersebut.
Plattform Independece Model
Plattform independent model merupakan model yang dihasilkan dalam plattform independent viewpoint. Model ini menggambarkan sistem namun tidak memberikan penjelasan detil atas penggunaan platform. PIM dapat terdiri dari spesifikasi informasi dan komputasi layanan yang diberikan dalam enterprise. Sebagai model bagi platform, PIM memuat sekumpulan konsep teknis umum tentang pemanfaatan perangkat keras dan perangkat lunak dalam arsitektur teknologi informasi di enterprise. Untuk implementasi sistem, PIM akan ditransformasikan ke bentuk yang secara teknologi bersifat lebih khusus dan mendetil. Proses transformasi ini dikenal sebagai pemetaan PIM ke dalam bentuk PSM. Karenanya dalam menyusun PIM, seorang arsitek akan memperhatikan sifat-sifat umum dari arsitektur yang mungkin diterapkan dalam berbagai spesifikasi teknologi.
Plattform Spesific Model
Plattform spesific model (PSM) merupakan model yang siap diimplementasikan ke bentuk kode program aplikasi. Dalam Plattform spesific model, semua informasi dicukupkan bagi implementasi, sehingga tingkat detil model memungkinkan programmer untuk mengkodekan dalam pembangunan program aplikasi.
Transformasi
Untuk mendapatkan model yang siap bangun, MDA memberikan beberapa cara transformasi dari model PIM ke model PSM. Proses transformasi ini dapat dilakukan dengan cara antara lain :
* Memetakan model PIM pada tipe suatu teknologi. Cara ini dilakukan dengan menyiapkan aturan pemetaan model PIM bagi implementasi di teknologi tertentu, atau dengan memberikan spesifikasi tipe model bagi PIM dan PSM dalam bentuk aturan meta model. Penggunaan cara ini memberikan kemudahan bagi seorang arsitek dalam merancang aplikasi, namun sering kali PSM yang dihasilkan kurang memiliki karakteristik unik, disebabkan hilangnya informasi atas karakteristik teknologi dalam PIM.
* Memetakan model PIM pada bentuk siap pakai di suatu teknologi (instance mapping), hal ini dilakukan dengan cara menambahkan suatu penanda pada PIM sebagai cara membentuk model siap pakai. Penanda ini bukan merupakan bagian dari PIM. Penggunaan cara ini memudahkan bagi developer untuk membangun PSM, disebabkan karena karakteristik teknologi yang telah ditambahkan dalam bentuk penanda bagi PIM. Kekurangan dari cara ini, lebih karena arsitek mengalami bias dalam merancang PIM dikarenakan kuatnya orientasi bagi kesesuaian PIM dan penanda.
Untuk membangun PSM kedua cara di atas sering digunakan secara bersamaan.
Memetakan MDA dalam zachman framework
Korelasi antara zachman framework dan MDA, tampak saat membandingkan perspektif owner terhadap cara pandang CIV, perspektif desainer terhadap cara pandang PIV, dan perspektif pembangun terhadap cara pandang PSV. Korelasi ini digambarkan di bawah ini.
Arsitektur Teknologi
Pengertian arsitektur Teknologi
Spewak mendefinisikan arsitektur teknologi sebagai deskripsi jenis teknologi dominan (platform) yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan kerja bagi aplikasi yang mengelola data. Arsitektur teknologi dipahami bukanlah analisis kebutuhan detil desain jaringan perangkat komputasi enterprise. Arsitektur teknologi didefinisikan setelah arsitektur aplikasi selesai didefinisikan15.
Demikian maka arsitektur teknologi dapat disimpulkan sebagai model bagi platform, dimana arsitektur teknologi memuat sekumpulan konsep teknis umum tentang pemanfaatan perangkat keras dan perangkat lunak dalam teknologi informasi di enterprise. Dalam titik simpul ini, arsitektur teknologi dapat disamakan dengan model platform mandiri di MDA.
Dalam menyusun arsitektur teknologi perlu memperhatikan sifat-sifat umum dari arsitektur yang mungkin diterapkan dalam berbagai spesifikasi teknologi.model sistem pada mesin virtual dengan netralitas teknologi. Mesin virtual tersebut dinyatakan sebagai sekumpulan bagian atau layanan yang bebas dari platform tertentu.
Spewak menandai tiga hal pokok yang diperlukan dalam arsitektur teknologi, yaitu:
1. arsitektur teknologi memberikan deskrispsi atas prinsip platform teknologi. Prinsip platform teknologi merupakan aturan dan kebijakan yang menyediakan arahan atau pedoman untuk pengadaan platform teknologi sebagai lingkungan kerja penggunaan data dan aplikasi.
2. arsitektur teknologi memberikan deskripsi ketersebaran data , aplikasi dan platform terkait lokasi bisnis serta konfigurasi ketersebaran tersebut.
3. Arsitektur teknologi memodelkan hubungkan platform teknologi ke aplikasi dan fungsi bisnis. Relasi ini bertujuan untuk menjustifikasi platform teknologi dengan melihat manfaatnya terhadap aplikasi atau fungsi bisnis.
Penutup
Setelah mengurai pengertian tentang enterprise arsitektur dan arsitektur teknologi, tampak bahwa perbedaan mendasar antara arsitektur dan desain terletak pada tingkat perancangan yang dilakukan, dalam arsitektur perancangan yang dilakukan lebih pada tingkat tinggi (abstraksi) sehingga dapat menjadi panduan dalam merancang sistem untuk diimplementasikan. Dalam perancangan desain, yang dilakukan merupakan perancangan untuk memenuhi prasyarat fungsional agar produk dapat dibangun, sehingga menjadi panduan untuk pembangunan produk.
Referensi :
1 Zachman, J.A, A framework for Information System Architecture, IBM System Journal Vol. 26 No.3 , IBM , 1987
2 The Open Group, The Open Group Architectural Framework (TOGAF) version 8.1 : Enterprise Edition, The Open Group, 2003.
3 CIO Council, Federal Enterprise Architecture Framework version 1.1, 1999.
4 Kruchten, Phillipe. Architectural Blueprints—The "4+1" View Model of Software Architecture. IEEE Software 12, pp. 42-50. November 1995.
5 The Open Group, The Open Group Architectural Framework (TOGAF) version 8.1 : Enterprise Edition, The Open Group, 2003.
6 Osvalds, G. (2001), Definition of Enterprise Architecture-centric Models for the Systems Engineer, Paper Presented at Eleventh Annual International Symposium of the International Council on Systems Engineering (INCOSE). July 2001
7 CIO Council, Federal Enterprise Architecture Framework version 1.1, 1999.
8 Macaulay, Andrew. Enterprise Architecture Design and the Integrated Architecture Framework. Microsoft architects journal pp 03-06. January 2004.
9 Macaulay, Andrew. Enterprise Architecture Design and the Integrated Architecture Framework. Microsoft architects journal pp 03-06. January 2004.
10 BPTrends. Enterprise Architecture. Business Process Trends Newsletter, Volume 2 No. 1. January 2004.
11 Zachman, J. A. (1987), A framework for information systems architecture, IBM Systems Journal, 26(3), 276-292.
12 Sowa, J. F., Zachman, J. A. (1987), Extending and formalizing the framework for information systems architecture, IBM Systems Journal, 31(3), 590-616.
13 Zachman, J. A. (1996), The Framework for Enterprise Architecture: Background, Description, and Utility, Zachman International, Inc.
14 OMG. MDA Guide Version 1.0.1. June 2003.
15 Spewak, S. H., Hill, S. C. (1992), Enterprise Architecture Planning: Developing a Blueprint for Data, Applications, and Technology, John Wiley & Sons, Inc.

Baca Lebih Lanjut......

Enterprise Socio Mobility

Pertumbuhan pasar pengguna seluler dan perkembangan teknologi seluler selalu memberikan peluang baru bagi evolusi peradaban. Kehadiran teknologi seluler generasi ketiga (3G) dengan kemampuan ektra dari teknologi GSM memicu pertanyaan akan aplikasi pamungkas di balik teknologi seluler di generasi berikutnya. Pertanyaan ini menjadi relevan bagi ide-ide kreatif pengembangan solusi sistem dengan memanfaatkan keandalan teknologi.

Era kolaborasi
Teknologi seluler berkembang pesat dan membawa pergeseran paradigma dalam pemanfaatannya. Bila di generasi awal teknologi seluler lahir sebagai bentuk evolusi komunikasi radio ke radio telepon, maka memasuki generasi ketiga, seluler telah berevolusi menjadi hibrida komunikasi data dan radio telepon. Merujuk prediksi wireless world research forum atas perkembangan teknologi seluler, teknologi ini akan berkembang dengan platform yang lebih flexible dan lebih global. Konsekuensi evolusi ini ialah perubahan paradigma. Awalnya berangkat dari pola pemakaian yang sifatnya connectivity dimana teknologi untuk menghubungkan dua pengguna terpisah ke pola pemakaian yang sifatnya collaboration dimana teknologi untuk melakukan kerja secara bersama dua pengguna atau lebih yang terpisah. Evolusi ini membawa dampak teknologi seluler menjadi lebih mudah, bersahabat dan bagian gaya hidup .
Kolaborasi yang didukung keterbukaan teknologi dan fleksibilitas platform menjadi slogan bagi hadirnya teknologi 4G. Fitur ini juga membuka peluang pengembangan aplikasi untuk lebih interaktif dan peningkatan produktivitas pada batas yang lebih jauh lagi. Kolaborasi juga merupakan kata kunci kecenderungan pengolahan informasi saat ini.
Ketika di masa lalu, akumulasi pengetahuan tersekat pada lembaran kertas yang diarsipkan dan sulit diakses, maka saat ini pengetahuan telah lepas dan mengisi ruang-ruang hidup kita secara lebih masif dan multi rupa. Teknologi seluler telah memungkinkan setiap hari kita menerima berita terkini secara rutin dan dalam hitungan detik, Juga memungkinkan perusahaan untuk mendorong tenaga penjualannya menjadi lebih teratur, terarah dan termonitor pergerakannya melalui aplikasi mobile sales force automation. Namun sejauh ini kolaborasi belum terwujud penuh dari keping teka-teki yang terserak.
Kehadiran standar protokol baru web 2.0 dan dukungan penuh pada platform protokol internet di infrastruktur transport seluler merupakan penanda bahwa pertukaran informasi yang tidak sinkron amat mungkin dilakukan. Kemajuan ini telah digunakan oleh CEO di Sun microsystem hingga VP di General Electric dalam berkomunikasi langsung ke kliennya. Pertukaran informasi yang tidak sinkron ini juga memungkinkan komunikasi yang lebih sesuai kebutuhan, tidak dibatasi waktu dan prioritas. Juga awal dari era kolaborasi. Era yang ditandai dengan hadirnya konektifitas multi wahana, ruang informasi yang asinkron, antarmuka yang multimedia, dan lingkungan pengetahuan yang dinamis. Era yang akan diusung oleh teknologi 4G.
Enterprise Social Software
Belajar dari apa yang dialami oleh teknologi internet memberikan pengertian baru terhadap inovasi aplikasi IT yang mampu bertahan. Keberadaan internet telah merajut dunia terhubung tidak saja dari satu titik ke titik lainnya tetapi juga menghubungkan dunia dalam jaringan minat dan interaksi sosial. Fenomena Napster, friendster, google dan internet forum, adalah fakta yang tak dapat dipungkiri mengubah dunia menjadi semakin datar. Melalui fenomena tersebut IT kemudian memiliki nilai tersendiri dalam gaya hidup dan interaksi manusia. Alamat email menjadi penting dalam memperkenalkan diri saat ini, bekerja dengan bantuan google dan wiki sebagai tempat bertanya adalah kelaziman. Fenomena ini juga telah melahirkan konsep social software yaitu aplikasi yang memungkinkan jaringan sosial terselenggara.
Social software didefinisikan sebagai aplikasi yang memiliki fitur komunikasi on-line dan memungkinkan pengguna untuk bertemu, terhubung dan berkolaborasi melalui media komunikasi berbasiskan komputer. Saat ini pemahaman social software ditujukan pada aplikasi instant messaging seperti yahoo messenger, online chat seperti m-IRC, internet forum, web log, wiki, internet office seperti google spreadsheet, peer-to-peer filesharing seperti spinXpres dan soulseek, jaringan sosial seperti friendster dan LinkedIn, social network search engine seperti NewsTrove, social guide seperti Wiki travel, social bookmark seperti digg, dan rating bagi koleksi yang banyak diakses oleh teman atau lebih dikenal sebagai folksonomy seperti LibraryThing.
Ketika Daniel Goldman mengenalkan emotional quotien (EQ)t, saat itu semua orang diyakinkan pentingnya interaksi sosial dalam meraih kesuksesan karir. Hal ini dapat terlihat jelas saat seorang pegawai mengalami masalah dalam pekerjaannya, dimana yang dilakukan pertama oleh pegawai tersebut adalah bertanya pada teman terdekat baik melalui telepon, instant messaging ataupun e-mail dan bukan melihat manual operasi perusahaan. Aktivitas ini umumnya merupakan pengalaman pegawai tersebut dan luput untuk ditangkap perusahaan dalam pengelolaan informasi di perusahaan tersebut.
Dari sisi perusahaan, social software telah membuka perhatian perusahaan untuk mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuannya (knowledge management system) untuk menangkap tacit knowledge seperti pengalaman pegawai ke dalam sistem pengetahuan perusahaan. Social software juga membuka pemahaman mendalam atas peran aplikasi informasi dalam konteks interaksi sosial pelaku usaha, bahwa aktifitas usaha sepenuhnya membutuhkan dukungan bagi kolaborasi dan berbagi informasi. Setidaknya fakta dalam laporan Gartner tentang marketscope for instant messanging 2006, menyatakan kemungkinan pegawai yang memiliki account email bisnis juga memiliki account instant messaging sebesar 0.7, merupakan petunjuk betapa pentingnya social software dalam aktivitas bisnis perusahaan. Maka ketika social software telah diadopsi dan dikelola oleh perusahaan, saat itu juga perusahaan telah mengalami transformasi sebagai enterprise social software.
Dalam enterprise social software, aplikasi social software telah dimodifikasi sesuai dengan kepentingan perusahaan. Melalui aplikasi ini perusahaan dapat menangkap informasi yang tidak terstruktur dan tacit knowledge ke dalam sistem knowledge management yang dimilikinya. Dalam perspektif ini pula dikenal dynamic warehouse, yaitu sistem penyimpanan data yang tidak saja menyimpan informasi terstruktur tapi juga konten informasi yang tidak terstruktur. Enterprise social software adalah aplikasi tingkat enterprise yang memungkinkan fitur-fitur social software seperti instant messaging, social network, peer-to-peer file sharing, video conference, social bookmarking , weblog, wiki, digital library, ataupun intranet office, dilayani secara terpusat dan dikelola dalam infrastruktur IT perusahaan.
Adal lima keuntungan yang dimungkinkan dari enterprise social software yaitu :
1. Mendorong pegawai untuk bekerja secara remote dan meluaskan liputan bisnis perusahaan.
2. Mendorong proses perencanaan produk dan siklus pengembangan produk perusahaan menjadi aktivitas"on fly" dan tidak tersekat oleh ruang/kantor.
3. Mendorong waktu respon perusahaan menjadi lebih cepat khususnya dalam melayani pelanggan.
4. Mendorong kemudahan untuk saling berdiskusi dan berbicara tanpa sekat hirarki organisasi yang menekan dampak buruk perubahan dalam perusahaan.
5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya pengelolaan perusahaan melalui penghematan biaya perjalanan dan semakin pendeknya waktu siklus usaha perusahaan.
Kehadiran enterprise social software saat ini amat didukung oleh kehadiran metode composite application, baik melalui layanan antarmuka web portal ataupun antarmuka rich client. Melalui aplikasi ini, pegawai akan dapat mengakses email, instant messaging, digital library, profil pribadi, komunitas, berita terkini, informasi bisnis, aktivitas kerja, wiki/blog dan video conference secara terintegrasi, sah dan diwadahi oleh perusahaan. Dampak lanjutannya dapat meningkatkan produktivitas pegawai dan efisiensi pengelolaan perusahaan, dimana pegawai sebagai aktor inti bisnis perusahaan.
Penempatan pegawai sebagai aktor inti bisnis perusahaan dalam aplikasi enterprise ini membawa tiga sasaran besar yang ingin dicapai yaitu :
  • Memberdayakan pegawai untuk lebih efektif dan responsive yang akan membentuk perusahaan menjadi lebih tangkas dan organisasi menjadi lebih efektif.
  • Peningkatan produktivitas dengan penyebaran pengetahuan yang menekan seminimum mungkin resiko akibat perubahan dalam bisnis perusahaan dan memicu hadirnya strategi bisnis yang lebih kreatif.
  • Pendekatan yang kompehensif dalam komunikasi perusahaan yang memungkinkan relasi internal perusahaan menjadi lebih inklusif dan relasi eksternal yang memungkinkan saling berbagi ruang secara kontekstual.
Demikian maka keberlangsungan perusahaan menjadi lebih panjang dan teknologi informasi selalu dapat selaras dengan sasaran bisnis perusahaan.
Enterprise Socio-mobility
Sejalan dengan hadirnya enterprise social software, perkembangan teknologi seluler telah memungkinkan transformasi menuju Enterprise Socio-Mobility. Melalui transformasi ini, operasional bisnis perusahaan semakin tangkas dan cepat dalam menjawab tantangan bisnis dan kebutuhan pengembangan perusahaan yang semakin kompetitif dan dinamis. Hal ini disebabkan oleh semakin ringannya enterprise social software hadir dalam aplikasi interaktif di perangkat terminal komunikasi seluler. Pewujudan visi ini amat mungkin dilakukan saat teknologi 4G telah hadir.
Melalui teknologi 4G, aplikasi enterprise socio-mobility akan mengalami peningkatan dengan kemampuan terminal yang adaptif terhadap lingkungan teknologi wireless, keleluasaan bergerak dan kemudahan aksesbilitas dari dan ke infrastruktur perusahaan, dan antar muka pengguna yang multimedia. Dari sisi fitur, aplikasi ini akan berkembang dengan penambahan fitur penemuan lokasi teman, dan layanan berbasis lokasi. Perkembangan ini amat mungkin terjadi dengan kemampuan teknologi 4G yang mendukung fleksibilitas platform, cakupan global, kecepatan transmisi data tinggi, personalized service dan biaya komunikasi yang rendah.
Untuk mencapai transformasi di atas, saat ini ada empat tantangan yang harus dihadapi yaitu :
1. Tantangan pertama ialah kebutuhan akan infrastruktur yang mendukung fitur kolaborasi dan kestabilan tingkat layanan.
2. Tantangan selanjutnya ialah kebutuhan teknologi yang memungkinkan personalisasi layanan.
3. Diperlukan sistem yang mengelola kendali akses sesuai kebijakan aksesbilitas dan memberikan keamanan lebih dari perimeter keamanan seperti firewal, Intrusion detection, atau anti virus.
4. Dari sisi lingkungan dibutuhkan lingkungan yang mampu menurunkan biaya transmisi dan komunikasi di multi operator.
Jalan panjang menuju Enterprise Socio-Mobility saat ini sedang dikerjakan dalam banyak penelitian, ada lima penelitian kunci yang saat ini dikerjakan terkait dengan socio-mobility enterprise yaitu :
· Multimode user terminal, untuk mendapatkan satu terminal pengguna yang dapat digunakan dan beroperasi dalam beragam tipe jaringan wireless seperti wlan, bluetooth, GSM, dan CDMA.
· Software define radio, untuk mendapatkan perangkat lunak pendukung bagi otomasi pencarian jaringan radio dan pemilihan jaringan radio dipandang dari sisi ketersediaan, keandalan dan service level.
· Rekonfigurasi dinamis jaringan, untuk mendapatkan jaringan wireless yang mampu adaptif, meminimumkan kegagalan transmisi , stabilitas kualitas layanan yang tinggi.
· Personal mobility, untuk mendapatkan kerangka kerja yang memungkinkan bagi pengguna untuk bergerak tanpa perlu hirau dengan lingkungan wireless yang beragam.
· Multi-operator and billing, untuk mendapatkan kerangka kerja bagi pengumpulan, pengelolaan dan penyimpanan informasi account dan tagihan pengguna dari multi service provider.
Penutup
Kehadiran teknologi 4G memungkinkan kolaborasi terselenggara secara luas. Pada era ini, aplikasi yang mendukung kolaborasi on-line akan menjadi aplikasi unggul, yang dapat diwujudkan dalam aplikasi social software yang lebih portable dan mobile. Fitur-fitur yang terkait dengan kapitalisasi sumber daya sosial seperti jaringan sosial, kolaborasi online, dan forum diskusi online akan mendorong perusahaan untuk mengadopsi dan mengimplementasikan aplikasi social ini sebagai salah aplikasi kunci perusahaan.
*/ Published in SDA Indonesia Magazine


Baca Lebih Lanjut......