Sunday, November 11, 2007

Temasek & Anti trust

Pagi ini berlanjut dengan sekelebat topik hangat tentang anti-trust, kasusnya terkait pertentangan Temasek & KPPU Indonesia. Beberapa artikel yang tampil dalam halaman profesor google cukup "menggelitik" (menggelikan dan penuh intrik). Respon yang timbul bisa disamakan dengan kehilangan rasa sayange. Setelah sekian lama akuisisi berlangsung dan dampaknya mulai terasa, kemudian kita kebakaran jenggot dan sekelebat menarik sarung juga mengacungkan badik, seakan aksi ala abang kumis yang jadi preman di tanah abang tempo doeloe cukup menggertak, lantas mengapa kita bisa terbuai selama ini dan terjaga dengan tergopoh begitu rupa.


Beatles mengalunkan 'yesterday' menyertai pandangan yang menyapu baris per baris penjelasan artikel terkait masalah ini yang dimuat diberbagai media, opini menarik tampak dalam artikel di media hukum online, berita terkait di antara maupun di detik. Wah serius sekali sepertinya permasalahan yang timbul. Tuntutan yang muncul bisa miliaran rupiah dan katanya dampaknya bisa menurunkan laju investasi. Seram sekali yah, tapi buat siapa ?. Lha wong gara-gara krisis moneter kemaren itu, rasanya masyarakat negeri ini makin pandai hidup menderita. Lantas, buat siapa sih ancam-mengancam itu ?.

Monopoli yang dituduhkan bukanlah persoalan ringan, ada dua hal yang mungkin menjadi dasar tuduhan yaitu :

  • Penguasaan pasar bidang telekomunikasi, yang dipicu oleh posisi dominan temasek melalui Singapore Telecom di Telkomsel dan Singapore Technologies Telemedia di Indosat.
  • Potensi kerugian negara, yang timbul dengan penguasaan ganda dua operator telepon seluler terbesar di Indonesia (Telkomsel dan Indosat)

Tuduhannya juga menyeramkan, pasal 28 Ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat :

Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau usaha persaingan tidak sehat.



Dan anehnya kenapa sekarang akuisisi ini menjadi persoalan besar (anti persaingan usaha.. wow), ketika hak akses SLJJ dan Lokal akan dilepas dalam skema duopoly. Bukan ketika Indosat dilepas, atau ketika XL diakuisisi oleh telecom malaysia (Temasek punya saham juga di telecom malaysia), atau ketika operator tiga(tri) yang diback-up oleh hutchinson hadir di negeri ini.

Kerugian monopoli jelas amat tidak baik, marginal revenue yang timbul merugikan sekali bagi pelanggan produk. begitu juga kemungkinan praktek kartel, yang kabarnya dibantah secara terbuka oleh STT. Menghambat persaingan memungkinkan pelanggan untuk tidak mendapat harga termurah pada kualitas terbaik dari produk tersebut. Duh mirisnya, bukankah selama ini harga produk telekomunikasi termasuk tertinggi di regional-nya, dengan kualitas yang juga seadanya. Masyarakat negeri ini memang terlampau sering dimarginalkan, betapa tidak marginal revenue yang mungkin timbul hampir selama lima tahun terakhir, baru sekarang dibicarakan.

Temasek dan pemerintahan singapura tentu tak bisa kita pisahkan, sebagai kepanjangan tangan investasi,(lebih jelasnya silahkan tinjau deskripsi Temasek di wikipedia) maka tak perlu heran melihat agresivitas akuisisi temasek melalui anak perusahaanya, karena singapura memang telah mencanangkan diri sebagai regional hub south east asia.

Hari ini hal tersebut semakin menjadi nyata adanya. Kita dapat mudah menemukan representative sales region di singapura, kita juga mudah melihat betapa titik interkoneksi akses kita ke luar Indonesia seperti jalur backbone serat optik, jalur satelit, maupun internet exchange juga banyak terkonsentrasi di singapura. Tentu juga kita makin maklum, betapa mudahnya melihat apa yang akan terjadi di Indonesia, dapat dengan mudah dideteksi dari singapura. Duh ajaibnya ... tetangga kita satu ini, betul-betul cerdik dalam menjabarkan regional hub.

Maka ketika isu anti persaingan sehat ini mengemuka, sangat heran dan takjublah saya, ada apa dengan ketergopohan ini ?, kepentingan siapakah yang dicederai.. pelanggan telekomunikasi seluler Indonesia ? Apakah kita juga berani menghadapi isolasi dari luar jika konflik ini diteruskan. wah..wah... semoga petinggi negara ini menghitung betul langkah dan cukup cerdik menyikapi ini...


No comments: