Saturday, November 10, 2007

Enterprise Socio Mobility

Pertumbuhan pasar pengguna seluler dan perkembangan teknologi seluler selalu memberikan peluang baru bagi evolusi peradaban. Kehadiran teknologi seluler generasi ketiga (3G) dengan kemampuan ektra dari teknologi GSM memicu pertanyaan akan aplikasi pamungkas di balik teknologi seluler di generasi berikutnya. Pertanyaan ini menjadi relevan bagi ide-ide kreatif pengembangan solusi sistem dengan memanfaatkan keandalan teknologi.

Era kolaborasi
Teknologi seluler berkembang pesat dan membawa pergeseran paradigma dalam pemanfaatannya. Bila di generasi awal teknologi seluler lahir sebagai bentuk evolusi komunikasi radio ke radio telepon, maka memasuki generasi ketiga, seluler telah berevolusi menjadi hibrida komunikasi data dan radio telepon. Merujuk prediksi wireless world research forum atas perkembangan teknologi seluler, teknologi ini akan berkembang dengan platform yang lebih flexible dan lebih global. Konsekuensi evolusi ini ialah perubahan paradigma. Awalnya berangkat dari pola pemakaian yang sifatnya connectivity dimana teknologi untuk menghubungkan dua pengguna terpisah ke pola pemakaian yang sifatnya collaboration dimana teknologi untuk melakukan kerja secara bersama dua pengguna atau lebih yang terpisah. Evolusi ini membawa dampak teknologi seluler menjadi lebih mudah, bersahabat dan bagian gaya hidup .
Kolaborasi yang didukung keterbukaan teknologi dan fleksibilitas platform menjadi slogan bagi hadirnya teknologi 4G. Fitur ini juga membuka peluang pengembangan aplikasi untuk lebih interaktif dan peningkatan produktivitas pada batas yang lebih jauh lagi. Kolaborasi juga merupakan kata kunci kecenderungan pengolahan informasi saat ini.
Ketika di masa lalu, akumulasi pengetahuan tersekat pada lembaran kertas yang diarsipkan dan sulit diakses, maka saat ini pengetahuan telah lepas dan mengisi ruang-ruang hidup kita secara lebih masif dan multi rupa. Teknologi seluler telah memungkinkan setiap hari kita menerima berita terkini secara rutin dan dalam hitungan detik, Juga memungkinkan perusahaan untuk mendorong tenaga penjualannya menjadi lebih teratur, terarah dan termonitor pergerakannya melalui aplikasi mobile sales force automation. Namun sejauh ini kolaborasi belum terwujud penuh dari keping teka-teki yang terserak.
Kehadiran standar protokol baru web 2.0 dan dukungan penuh pada platform protokol internet di infrastruktur transport seluler merupakan penanda bahwa pertukaran informasi yang tidak sinkron amat mungkin dilakukan. Kemajuan ini telah digunakan oleh CEO di Sun microsystem hingga VP di General Electric dalam berkomunikasi langsung ke kliennya. Pertukaran informasi yang tidak sinkron ini juga memungkinkan komunikasi yang lebih sesuai kebutuhan, tidak dibatasi waktu dan prioritas. Juga awal dari era kolaborasi. Era yang ditandai dengan hadirnya konektifitas multi wahana, ruang informasi yang asinkron, antarmuka yang multimedia, dan lingkungan pengetahuan yang dinamis. Era yang akan diusung oleh teknologi 4G.
Enterprise Social Software
Belajar dari apa yang dialami oleh teknologi internet memberikan pengertian baru terhadap inovasi aplikasi IT yang mampu bertahan. Keberadaan internet telah merajut dunia terhubung tidak saja dari satu titik ke titik lainnya tetapi juga menghubungkan dunia dalam jaringan minat dan interaksi sosial. Fenomena Napster, friendster, google dan internet forum, adalah fakta yang tak dapat dipungkiri mengubah dunia menjadi semakin datar. Melalui fenomena tersebut IT kemudian memiliki nilai tersendiri dalam gaya hidup dan interaksi manusia. Alamat email menjadi penting dalam memperkenalkan diri saat ini, bekerja dengan bantuan google dan wiki sebagai tempat bertanya adalah kelaziman. Fenomena ini juga telah melahirkan konsep social software yaitu aplikasi yang memungkinkan jaringan sosial terselenggara.
Social software didefinisikan sebagai aplikasi yang memiliki fitur komunikasi on-line dan memungkinkan pengguna untuk bertemu, terhubung dan berkolaborasi melalui media komunikasi berbasiskan komputer. Saat ini pemahaman social software ditujukan pada aplikasi instant messaging seperti yahoo messenger, online chat seperti m-IRC, internet forum, web log, wiki, internet office seperti google spreadsheet, peer-to-peer filesharing seperti spinXpres dan soulseek, jaringan sosial seperti friendster dan LinkedIn, social network search engine seperti NewsTrove, social guide seperti Wiki travel, social bookmark seperti digg, dan rating bagi koleksi yang banyak diakses oleh teman atau lebih dikenal sebagai folksonomy seperti LibraryThing.
Ketika Daniel Goldman mengenalkan emotional quotien (EQ)t, saat itu semua orang diyakinkan pentingnya interaksi sosial dalam meraih kesuksesan karir. Hal ini dapat terlihat jelas saat seorang pegawai mengalami masalah dalam pekerjaannya, dimana yang dilakukan pertama oleh pegawai tersebut adalah bertanya pada teman terdekat baik melalui telepon, instant messaging ataupun e-mail dan bukan melihat manual operasi perusahaan. Aktivitas ini umumnya merupakan pengalaman pegawai tersebut dan luput untuk ditangkap perusahaan dalam pengelolaan informasi di perusahaan tersebut.
Dari sisi perusahaan, social software telah membuka perhatian perusahaan untuk mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuannya (knowledge management system) untuk menangkap tacit knowledge seperti pengalaman pegawai ke dalam sistem pengetahuan perusahaan. Social software juga membuka pemahaman mendalam atas peran aplikasi informasi dalam konteks interaksi sosial pelaku usaha, bahwa aktifitas usaha sepenuhnya membutuhkan dukungan bagi kolaborasi dan berbagi informasi. Setidaknya fakta dalam laporan Gartner tentang marketscope for instant messanging 2006, menyatakan kemungkinan pegawai yang memiliki account email bisnis juga memiliki account instant messaging sebesar 0.7, merupakan petunjuk betapa pentingnya social software dalam aktivitas bisnis perusahaan. Maka ketika social software telah diadopsi dan dikelola oleh perusahaan, saat itu juga perusahaan telah mengalami transformasi sebagai enterprise social software.
Dalam enterprise social software, aplikasi social software telah dimodifikasi sesuai dengan kepentingan perusahaan. Melalui aplikasi ini perusahaan dapat menangkap informasi yang tidak terstruktur dan tacit knowledge ke dalam sistem knowledge management yang dimilikinya. Dalam perspektif ini pula dikenal dynamic warehouse, yaitu sistem penyimpanan data yang tidak saja menyimpan informasi terstruktur tapi juga konten informasi yang tidak terstruktur. Enterprise social software adalah aplikasi tingkat enterprise yang memungkinkan fitur-fitur social software seperti instant messaging, social network, peer-to-peer file sharing, video conference, social bookmarking , weblog, wiki, digital library, ataupun intranet office, dilayani secara terpusat dan dikelola dalam infrastruktur IT perusahaan.
Adal lima keuntungan yang dimungkinkan dari enterprise social software yaitu :
1. Mendorong pegawai untuk bekerja secara remote dan meluaskan liputan bisnis perusahaan.
2. Mendorong proses perencanaan produk dan siklus pengembangan produk perusahaan menjadi aktivitas"on fly" dan tidak tersekat oleh ruang/kantor.
3. Mendorong waktu respon perusahaan menjadi lebih cepat khususnya dalam melayani pelanggan.
4. Mendorong kemudahan untuk saling berdiskusi dan berbicara tanpa sekat hirarki organisasi yang menekan dampak buruk perubahan dalam perusahaan.
5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya pengelolaan perusahaan melalui penghematan biaya perjalanan dan semakin pendeknya waktu siklus usaha perusahaan.
Kehadiran enterprise social software saat ini amat didukung oleh kehadiran metode composite application, baik melalui layanan antarmuka web portal ataupun antarmuka rich client. Melalui aplikasi ini, pegawai akan dapat mengakses email, instant messaging, digital library, profil pribadi, komunitas, berita terkini, informasi bisnis, aktivitas kerja, wiki/blog dan video conference secara terintegrasi, sah dan diwadahi oleh perusahaan. Dampak lanjutannya dapat meningkatkan produktivitas pegawai dan efisiensi pengelolaan perusahaan, dimana pegawai sebagai aktor inti bisnis perusahaan.
Penempatan pegawai sebagai aktor inti bisnis perusahaan dalam aplikasi enterprise ini membawa tiga sasaran besar yang ingin dicapai yaitu :
  • Memberdayakan pegawai untuk lebih efektif dan responsive yang akan membentuk perusahaan menjadi lebih tangkas dan organisasi menjadi lebih efektif.
  • Peningkatan produktivitas dengan penyebaran pengetahuan yang menekan seminimum mungkin resiko akibat perubahan dalam bisnis perusahaan dan memicu hadirnya strategi bisnis yang lebih kreatif.
  • Pendekatan yang kompehensif dalam komunikasi perusahaan yang memungkinkan relasi internal perusahaan menjadi lebih inklusif dan relasi eksternal yang memungkinkan saling berbagi ruang secara kontekstual.
Demikian maka keberlangsungan perusahaan menjadi lebih panjang dan teknologi informasi selalu dapat selaras dengan sasaran bisnis perusahaan.
Enterprise Socio-mobility
Sejalan dengan hadirnya enterprise social software, perkembangan teknologi seluler telah memungkinkan transformasi menuju Enterprise Socio-Mobility. Melalui transformasi ini, operasional bisnis perusahaan semakin tangkas dan cepat dalam menjawab tantangan bisnis dan kebutuhan pengembangan perusahaan yang semakin kompetitif dan dinamis. Hal ini disebabkan oleh semakin ringannya enterprise social software hadir dalam aplikasi interaktif di perangkat terminal komunikasi seluler. Pewujudan visi ini amat mungkin dilakukan saat teknologi 4G telah hadir.
Melalui teknologi 4G, aplikasi enterprise socio-mobility akan mengalami peningkatan dengan kemampuan terminal yang adaptif terhadap lingkungan teknologi wireless, keleluasaan bergerak dan kemudahan aksesbilitas dari dan ke infrastruktur perusahaan, dan antar muka pengguna yang multimedia. Dari sisi fitur, aplikasi ini akan berkembang dengan penambahan fitur penemuan lokasi teman, dan layanan berbasis lokasi. Perkembangan ini amat mungkin terjadi dengan kemampuan teknologi 4G yang mendukung fleksibilitas platform, cakupan global, kecepatan transmisi data tinggi, personalized service dan biaya komunikasi yang rendah.
Untuk mencapai transformasi di atas, saat ini ada empat tantangan yang harus dihadapi yaitu :
1. Tantangan pertama ialah kebutuhan akan infrastruktur yang mendukung fitur kolaborasi dan kestabilan tingkat layanan.
2. Tantangan selanjutnya ialah kebutuhan teknologi yang memungkinkan personalisasi layanan.
3. Diperlukan sistem yang mengelola kendali akses sesuai kebijakan aksesbilitas dan memberikan keamanan lebih dari perimeter keamanan seperti firewal, Intrusion detection, atau anti virus.
4. Dari sisi lingkungan dibutuhkan lingkungan yang mampu menurunkan biaya transmisi dan komunikasi di multi operator.
Jalan panjang menuju Enterprise Socio-Mobility saat ini sedang dikerjakan dalam banyak penelitian, ada lima penelitian kunci yang saat ini dikerjakan terkait dengan socio-mobility enterprise yaitu :
· Multimode user terminal, untuk mendapatkan satu terminal pengguna yang dapat digunakan dan beroperasi dalam beragam tipe jaringan wireless seperti wlan, bluetooth, GSM, dan CDMA.
· Software define radio, untuk mendapatkan perangkat lunak pendukung bagi otomasi pencarian jaringan radio dan pemilihan jaringan radio dipandang dari sisi ketersediaan, keandalan dan service level.
· Rekonfigurasi dinamis jaringan, untuk mendapatkan jaringan wireless yang mampu adaptif, meminimumkan kegagalan transmisi , stabilitas kualitas layanan yang tinggi.
· Personal mobility, untuk mendapatkan kerangka kerja yang memungkinkan bagi pengguna untuk bergerak tanpa perlu hirau dengan lingkungan wireless yang beragam.
· Multi-operator and billing, untuk mendapatkan kerangka kerja bagi pengumpulan, pengelolaan dan penyimpanan informasi account dan tagihan pengguna dari multi service provider.
Penutup
Kehadiran teknologi 4G memungkinkan kolaborasi terselenggara secara luas. Pada era ini, aplikasi yang mendukung kolaborasi on-line akan menjadi aplikasi unggul, yang dapat diwujudkan dalam aplikasi social software yang lebih portable dan mobile. Fitur-fitur yang terkait dengan kapitalisasi sumber daya sosial seperti jaringan sosial, kolaborasi online, dan forum diskusi online akan mendorong perusahaan untuk mengadopsi dan mengimplementasikan aplikasi social ini sebagai salah aplikasi kunci perusahaan.
*/ Published in SDA Indonesia Magazine


No comments: